"Belum tidur?" suara Jean membuat Juni menengok ke arahnya yang sedang tidur di sebelah Jean, dengan menangkupkan kedua tangan di atas perutnya Juni mendesah.
"Belum, kamu sendiri belum tidur?" Juni balas bertanya
Semenjak mendengar suara-suara aneh yang selalu muncul menjelang tengah malam kini, Jean juga ketularan insomnia.
"Aku nggak bisa tidur," ujar Jean berbisik pelan.
"Gara-gara suara itu?" Juni menelengkan kepala, menatap mata Jean yang terlihat ketakutan. Kasihan.
"Iya, nyeremin banget deh rumah ini. Kamu juga takut kan, sama suara itu?"
Juni menggeleng, "I'm jealous of people who can go to sleep seconds after closing their eyes."
"Oh, iya kamu kan insomnia akut," timpal Jean.
"Terus sekarang kamu ketularan, sejak kita pindah rumah."
Belum genap satu minggu Jean dan Juni beserta keluarganya pindah ke rumah baru. Meskipun mereka kembar identik tapi Jean dan Juni memiliki insting yang berbeda. Jean menikmati saat hari pertama mereka tiba di rumah baru dengan berlarian sepanjang halaman rumah yang jauh lebih luas dibanding rumah lama mereka. Sementara Juni tertarik dengan sumur tua yang berada di sebelah rumah. Mungkin jaraknya hanya beberapa meter dari kamar mereka.
Suara itu kembali muncul, delapan menit menjelang tengah malam. Jean masih sibuk menebak dari mana asal suara tersebut, Juni bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu. Ketika suara itu berhenti terdengar, Jean membuka selimutnya dan berlari kecil ke arah Juni.
Mereka menajamkan telinga dan kembali mendengar suara-suara aneh. Kali ini suara wanita tertawa melengking lalu menjerit. Suasana seketika berubah mencekam.
Refleks Jean menggenggam lengan Juni dan menangkupkan kepalanya di punggung Juni. Tubuhnya bergetar.
Sementara Juni masih penasaran dan ingin mencari tahu asal suara, ketika hendak membuka pintu Jean menarik lengannya dan menggeleng.
Tapi Juni tidak peduli, dia tetap membuka pintu kamar mereka dan berjalan setengah berjinjit. Ada cahaya putih dan terang yang berasal dari ruang tengah, tapi hanya beberapa detik gelap lagi.
Juni meraba tembok sebagai petunjuk berjalan dalam gelap. Hanya beberapa langkah hingga terdengar suara seorang wanita berteriak.
"AAARGGGGGGGHHHHH...."
Juni dan Jean juga berteriak.
"Kalian belum tidur?"
Ternyata Ayah sedang menyaksikan film horor tengah malam.
"Belum, kamu sendiri belum tidur?" Juni balas bertanya
Semenjak mendengar suara-suara aneh yang selalu muncul menjelang tengah malam kini, Jean juga ketularan insomnia.
"Aku nggak bisa tidur," ujar Jean berbisik pelan.
"Gara-gara suara itu?" Juni menelengkan kepala, menatap mata Jean yang terlihat ketakutan. Kasihan.
"Iya, nyeremin banget deh rumah ini. Kamu juga takut kan, sama suara itu?"
Juni menggeleng, "I'm jealous of people who can go to sleep seconds after closing their eyes."
"Oh, iya kamu kan insomnia akut," timpal Jean.
"Terus sekarang kamu ketularan, sejak kita pindah rumah."
Belum genap satu minggu Jean dan Juni beserta keluarganya pindah ke rumah baru. Meskipun mereka kembar identik tapi Jean dan Juni memiliki insting yang berbeda. Jean menikmati saat hari pertama mereka tiba di rumah baru dengan berlarian sepanjang halaman rumah yang jauh lebih luas dibanding rumah lama mereka. Sementara Juni tertarik dengan sumur tua yang berada di sebelah rumah. Mungkin jaraknya hanya beberapa meter dari kamar mereka.
Suara itu kembali muncul, delapan menit menjelang tengah malam. Jean masih sibuk menebak dari mana asal suara tersebut, Juni bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu. Ketika suara itu berhenti terdengar, Jean membuka selimutnya dan berlari kecil ke arah Juni.
Mereka menajamkan telinga dan kembali mendengar suara-suara aneh. Kali ini suara wanita tertawa melengking lalu menjerit. Suasana seketika berubah mencekam.
Refleks Jean menggenggam lengan Juni dan menangkupkan kepalanya di punggung Juni. Tubuhnya bergetar.
Sementara Juni masih penasaran dan ingin mencari tahu asal suara, ketika hendak membuka pintu Jean menarik lengannya dan menggeleng.
Tapi Juni tidak peduli, dia tetap membuka pintu kamar mereka dan berjalan setengah berjinjit. Ada cahaya putih dan terang yang berasal dari ruang tengah, tapi hanya beberapa detik gelap lagi.
Juni meraba tembok sebagai petunjuk berjalan dalam gelap. Hanya beberapa langkah hingga terdengar suara seorang wanita berteriak.
"AAARGGGGGGGHHHHH...."
Juni dan Jean juga berteriak.
"Kalian belum tidur?"
Ternyata Ayah sedang menyaksikan film horor tengah malam.
Banyuwangi, Juli 2016
Ah.. betapa tegangnya saya membaca ternyata suara film horor.. si Ayah ada-ada saja bikin takut. hehe
ReplyDeleteHmmmmm... Non Anggiiiiii...
ReplyDeleteKirain ada apa, ternyata si ayah lagi nonton film horor.
Hahaha
Haha.... Aya aya wae ๐ฑ
ReplyDeleteG nyangka akhirnya bakan jadi sperti itu.
ReplyDeleteHehe
aku bolak-balik baca cerita ini dari atas sampai bawah., nangkapnya si aktor jean ini hampir sama dgn namaku sih!, cuma bedanya si jean ini penakut.., haha
ReplyDeleteAduh si ayah ๐๐๐
ReplyDeleteHe..dibuat horror beneran bagus juga, mbk. Tp ujungnya ntar bukan hantu. Ya..intinya sesuatu yg misterius dan nanti diselidiki sama si dua anak kembar tadi. Hehe
ReplyDelete